Latest News

Izumi Japanese Class for Foreign Children... Finish !!

10 November 2016 kemarin adalah hari terakhir kami (saya dan shafa) mengikuti kelas Japanese Class for Foreign Childen di Izumi Elementary School. Program Japanese Class ini adalah program yang ditujukan untuk anak-anak asing yang tinggal di Kanazawa sebagai bentuk pendampingan dalam proses adaptasi dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah Jepang.

Tak terasa sudah hampir 2 tahun kami setiap seminggu sekali bolak-balik ke Izumi. Alhamdulillah Shafa banyak berkembang kemampuan bahasa dan proses adaptasinya di sekolah bisa dibilang lancar. Selama 2 tahun juga saya belajar bahasa Jepang bersama Volunteer di ruang berbeda bernama COSMOS, Alhamdulillah jg bahasa Jepang saya gitu2x aja kqkqkqk...

di Izumi tidak hanya belajar bahasa Jepang dasar tetapi juga materi pelajaran sekolah seperti matematika, dsb. Di Jepang terbiasa dengan drill dan drill, jadi setiap waktu yang namanya PR itu ga pernah berkurang. Waktu libur maupun waktu sekolah, tetep PR nya banyak (pakek banget). Kami selalu mendampingi shafa untuk mengerjakan PR tepat waktu, sesuai jadwalnya. Alhamdulillah shafa ini anaknya Jepang banget, by the book, always stay within rules, disiplin, walau kadang saya mikir kok anak saya jadi semakin mirip Robot :v .
Izumi Elementary School
Selama ini pula ketika ada masalah di sekolah, biasanya pihak Izumi yang lebih taw masalah itu dan mencoba menengahi atau menjadi mediator semacam guru BK di sekolah Indonesia. Sebagian orang tua mungkin masih berpikiran ala Indonesia (seperti saya), Anak sekolah.. belajar.. pokoknya tau beres.. akhir tahun ajaran/setiap 3 bulan bagi raport dan bangga dengan bisa bilang.. "wah anak saya 3 bulan aja dah bisa ini itu...", "wah keren dsb dsb ". 
Padahal yang penting dalam proses pembelajaran adalah kolaborasi antara orang tua dan sekolah/guru. Selama ini mungkin berpikir anak kita baik2x saja, keren malah sekolah di Jepang, tetapi... apakah taw kalau sebenarnya ada masalah dalam proses adaptasi anak kita di sekolah? tak bisa bersosialisasi? tidak disiplin melanggar aturan sehingga dianggap aneh dan dijauhi teman, atau bahkan di bully (Ijime) ? . Hal hal nonteknis seperti ini yang seharusnya perlu peran penting orang tua untuk selalu membimbing dan mengawasi anak baik di rumah maupun diluar rumah. Sering2x lah berkomunikasi dengan anak, dampingi mengerjakan PR nya, latih kedisiplinan dan kejujuran, dsb. Karena bisa jadi permasalahan yang timbul itu dikarenakan kita sendiri :)

Hal2x ini berlaku untuk semua orang tua sebenarnya, ga cuma di Jepang saja. Cuma yang kami rasakan, di Jepang itu hubungan antara sekolah dan Orang tua sangat erat. Disini masih ada sistem Renrakucho (buku penghubung), mungkin waktu kita kecil masih ingat ada buku penghubung sekolah dan orang tua, dimana semacam surat2xan dalam buku. Selain itu ada juga PTA (semacam komite ortu), yang aktif membantu penyelenggaraan festival2x maupun acara lain di sekolah. Ada juga sistem informasi respon cepat melalui email jika ada hal penting yang harus di broadcast ke seluruh orang tua, biasanya tentang adanya latihan bencana, atau adanya kemungkinan tindak kriminal oleh orang tak dikenal dalam perjalan pulang, atau bahaya dari cuaca (angin kencang, dsb).

on the way to Izumi (on the background)
Semenjak reportase proses adaptasi dan pembelajaran bahasa Jepang bagi anak asing
ditayangkan di NHK (kebetulan Shafa jadi fokusnya), semakin banyak perubahan yang terjadi terhadap pelayanan anak asing, mulai dari surat sekolah yang sebagian sudah berbahasa Inggris, lalu ada juga program pendampingan bernama "Hutan" (berasal dari kata Morinosato Elementary School.. dimana Mori = Hutan), Program awalnya ditujukan hanya untuk anak2x yang baru masuk ke Sekolah Dasar Morinosato, namun akhirnya diperluas karena pihak sekolah menganggap ada juga anak lama yang mengalami masalah di sekolahnya. Selain itu juga ada program yang ditujukan untuk orang tua para siswa, program ini dibuat semacam club atau perkumpulan yang berisikan professor Kanazawa University (Inisiator), Orang Jepang sekitar rumah, dan (diharapkan) orang tua murid2x asing di sekitaran Asahimachi, Kodatsuno, dsk.

Semua hal yang dilakukan seperti Izumi, Cosmos, Hutan, Asahimachi Club, dsb adalah salah banyak bentuk solusi yang ditawarkan untuk memulai proses adaptasi dalam kehidupan di Jepang, tidak hanya belajar, namun bersosialisasi dan tidak menjadi pasif yang mungkin akan dianggap citra buruk bagi masyarakat sekitar. Perlu diketahui 40% orang Jepang "tidak nyaman" dengan adanya orang asing di komunitas mereka. Nah mengapa 40% ini menganggap seperti itu? kembali lagi ke atas.. bisa jadi permasalah itu timbul karena kita sendiri......

Be wise dalam bertindak dan bertingkah laku, sebagai orang asing kita adalah etalase berjalan bagi Agama, Negara, Masyarakat kita di tanah air....

Link berita 40% Orang Jepang tidak Nyaman dengan Orang Asing
http://mainichi.jp/english/articles/20161111/p2a/00m/0na/020000c

Asahimachi 15112016

1 Response to "Izumi Japanese Class for Foreign Children... Finish !!"